Notifications
General

Banyak Rebahan, Ini Dampaknya Buat Generasi Muda


Fenomena “rebahan” atau kebiasaan menghabiskan waktu dengan berbaring sambil bersantai kini semakin umum di kalangan generasi muda. Dengan berkembangnya teknologi dan maraknya konten digital, banyak anak muda yang lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan menonton video, bermain media sosial, atau bermain gim sambil rebahan. Meski terlihat nyaman, kebiasaan ini dikhawatirkan membawa dampak negatif bagi kesehatan fisik maupun mental mereka.

Menurut para ahli, rebahan yang berlebihan bisa memicu masalah kesehatan jangka panjang. Dr. Andi Nugroho, seorang dokter spesialis kesehatan remaja, menyatakan bahwa terlalu sering rebahan tanpa diselingi aktivitas fisik dapat menyebabkan berkurangnya kebugaran tubuh. “Rebahan dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan penurunan massa otot dan kekuatan tulang, terutama jika hal ini terjadi pada usia remaja dan dewasa muda yang sedang berada dalam masa pertumbuhan,” ujar Dr. Andi. Ia menambahkan bahwa gaya hidup yang minim gerak bisa meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, dan diabetes di kemudian hari.

Di samping dampak fisik, kebiasaan ini juga dapat berdampak buruk pada kesehatan mental. Rebahan sambil asyik bermain media sosial atau menonton serial secara maraton bisa membuat seseorang terjebak dalam pola pikir pasif dan sulit untuk fokus pada hal-hal produktif. Menurut psikolog remaja, Dr. Dina Wulandari, kebiasaan rebahan yang berlebihan bisa membuat generasi muda merasa lebih mudah stres dan cemas. “Media sosial bisa menjadi sumber stres tersendiri karena adanya tekanan sosial dan kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain. Jika kebiasaan ini dilakukan secara berlebihan, bisa berisiko menimbulkan gangguan mental seperti kecemasan atau bahkan depresi,” jelas Dr. Dina.

Generasi muda yang terlalu sering rebahan juga cenderung mengabaikan aktivitas yang produktif. Mereka mungkin menghabiskan waktu berjam-jam untuk hal-hal yang bersifat hiburan, tetapi minim kontribusi bagi pengembangan diri, seperti belajar, berolahraga, atau mengikuti kegiatan sosial. Akibatnya, potensi yang mereka miliki bisa jadi tidak berkembang optimal. Banyak ahli pendidikan yang mengkhawatirkan fenomena ini, mengingat anak muda adalah harapan bangsa yang diharapkan bisa berkontribusi pada perkembangan negara di masa depan.

Tidak hanya itu, rebahan yang berkepanjangan seringkali membuat seseorang merasa lelah dan kehilangan energi, walaupun secara fisik tidak melakukan banyak aktivitas. Ini terjadi karena otak menjadi terlalu banyak terpapar stimulus pasif dan kurang aktif secara produktif. “Ketika kita hanya duduk atau berbaring tanpa aktivitas, otak tidak mendapat stimulasi yang seimbang. Ini bisa membuat tubuh terasa lesu dan sulit untuk merasa segar kembali,” kata Dr. Dina.

Namun, bukan berarti rebahan tidak boleh dilakukan sama sekali. Istirahat yang cukup dan waktu santai memang penting untuk menjaga keseimbangan hidup. Yang penting, menurut para ahli, adalah membatasi waktu rebahan dan mengimbangi dengan aktivitas fisik serta kegiatan yang bermanfaat. Dr. Andi menyarankan agar anak muda meluangkan waktu untuk bergerak setidaknya 30 menit setiap hari. “Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, atau melakukan olahraga ringan bisa meningkatkan kesehatan dan juga membantu menurunkan tingkat stres,” ujarnya.

Untuk mengatasi masalah ini, para orang tua dan pendidik juga didorong untuk memberikan arahan positif pada anak muda agar mengisi waktu luang mereka dengan aktivitas yang produktif dan menyenangkan. Mengembangkan hobi, belajar hal baru, atau terlibat dalam kegiatan komunitas adalah beberapa cara yang bisa dilakukan agar generasi muda tidak terjebak dalam kebiasaan rebahan yang berlebihan.

Sementara itu, beberapa sekolah dan organisasi sosial mulai mengadakan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan anak muda dalam kegiatan fisik dan sosial. Program seperti kegiatan olahraga bersama, pelatihan keterampilan, dan seminar motivasi diharapkan dapat membantu anak muda mengisi waktu luang mereka dengan hal-hal yang lebih bermanfaat.

Pada akhirnya, rebahan memang bukan aktivitas yang buruk selama dilakukan dengan porsi yang seimbang. Tetapi, jika dilakukan berlebihan, kebiasaan ini bisa berdampak negatif bagi kesehatan fisik, mental, dan potensi generasi muda. Dengan mengedukasi dan memberikan panduan yang positif, diharapkan anak muda bisa lebih bijak dalam mengelola waktu dan menjalani gaya hidup yang sehat serta produktif.

Post a Comment
Berita Populer
Scroll to top